Rabu, 21 Maret 2012

Catatan Sepotong Roti

Pada hari Rabu, iya hari Rabu, saya membaca harian Kompas Minggu (18/03/12). Ada artikel menarik yang mengulas roti khas di beberapa kota di Indonesia. Membaca ulasan artikel tersebut mengingatkan saya tentang beberapa hal terkait roti.

Dulu, saya pernah berkeinginan untuk membuka toko roti. Bukan, bukan karena saya jago membuat roti. Entahlah, tetapi saya suka roti, suka aromanya, suka teksturnya ketika digigit. Salah satu yang juga menginspirasi saya untuk punya toko roti adalah sebuah telenovela. Saya pernah sekilas melihat telenovela yang salah seorang tokohnya punya toko roti. Tokoh tersebut bilang bahwa dengan tokonya itu memang belum tentu membuat mereka jadi kaya, tetapi setidaknya dijamin tidak akan kelaparan.

Bicara soal aroma roti yang menggoda. Saya pernah menemukan sebuah sumber yang mengatakan bahwa aroma menyengat yang seketika membuat ileran dan keroncongan pada toko-toko roti terkenal di mall bukanlah dari dapur mereka, tapi dari sejenis pengharum ruangan yang beraroma roti. *Bah, shut up ’n take my money!

Ketika dulu ibu saya membuat roti, ibu menyerahkan adonan yang sudah jadi kepada saya. Saya senang sekali karena bisa bebas bereksperimen membuat bentuk-bentuk aneh. Ayah saya memuji roti hasil bentukan saya yang katanya bagus sekali. Haha, tentu ayah tidak tahu, sebelum dipanggang adonan roti itu saya bentuk menjadi tokai seperti yang biasa digambarkan dalam manga terutama Sinchan. Hihi, yang penting enak ketika sudah masuk mulut. *rainbow puke
Saya juga punya beberapa pengalaman terkait mengolah roti sebelum dimakan. Roti yang sudah disimpan lebih dari dua hari biasanya mengeras. Untuk melunakkannya kembali agar enak dimakan cukup dengan cara dipanaskan. Memanaskannya bisa dengan cara dipanggang atau dibakar. Jika sobat tidak punya panggangan roti atau toaster, bisa menggunakan wajan. Tidak perlu pakai minyak goreng, cukup taruh di atas wajan panas, jangan lupa dibolak-balik. Cara lain adalah dengan disetrika, penting untuk diperhatikan untuk tidak perlu disemprot pelicin. Silakan komentar saya ini gila. Teman satu kos saya juga dulu bilang demikian. Tetapi nyatanya, mereka mengikuti jejak saya, haha...

Ada yang tahu roti sumbu? Ini adalah salah satu roti khas Indonesia. terbuat dari singkong yang direbus. Yap, cukup direbus, kemudian jadilah roti sumbu. Kau akan lihat di tengah-tengahnya ada sumbunya. Hehe

Saya juga seringkali bingung. Pernah teman saya menawari roti yang baru saja dibelinya. Belasan tahun saya hidup di negeri ini, yang saya tahu pasti apa yang disodorkan teman saya adalah biskuit. Oh, betapa sedikitnya perbendaharaan kosa kata yang saya pahami.
Kebingungan yang lain disebabkan oleh tante saya. Pernah tante saya pergi ke warung, katanya hendak membeli roti jepang. 

Saya yang penasaran tentu saja menanti-nanti kedatangannya ingin melihat dan tentu saja mencicipi seperti apa roti tersebut. Saya curiga, rotinya habis dimakan tante di jalan karena tak mau membaginya pada saya. Sampai sekarang, saya tak pernah tahu apa gerangan roti jepang itu. Namun dari info yang beredar, roti jepang punya nama alias yaitu roti sobek. *Aarrghh... tak sobek-sobek..

Yang paling membuat saya bingung dan geli adalah saat membaca kisah tentang orang yang memakan tuhannya. Dia membuat tuhan dari roti. Dibentuknya sedemikian rupa. Beribadahlah dia kepada tuhan roti tersebut. Namun, ketika merasa lapar dan tak ada makanan sedikitpun, maka dimakanlah tuhannya itu.

Dan sungguh saya kagum, bagaimana cara seorang ulama menunjukkan bahwa di Al Quran ada penjelasan cara membuat roti. Beliau diminta bukti bahwa Al Quran menjelaskan semua hal termasuk cara membuat roti. Maka sang Ulama mengajak orang yang bertanya untuk menemui ahli masak di sebuah dapur. Kata beliau,”Bertanyalah kepadanya, karena di Al Quran disebutkan ’bertanyalah pada ahlinya, jika kamu tidak mengetahui’”. Yang dimaksud ”ahli dzikr” dalam An Nahl:43 adalah orang yang memiliki ilmu. CMIIW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar