Kamis, 19 Juni 2008

BLT (Bantuan Langsung Tekor)

BLT= Bantuan Langsung Tekor

Harga BBM di negeri kita bisa murah (dulunya) karena adanya subsidi dari pemerintah. Maka, naiknya harga BBM adalah dengan cara menarik subsidi. Lantas, dikemanakan subsidi itu? Pemerintah memilih untuk membagikan dana subsidi tersebut secara tunai kepada masyarakat miskin. Setiap warga yang ditetapkan termasuk kategori miskin menerima dana cair sejumlah 300 ribu rupiah. Kenapa saya sebut “ditetapkan”, soalnya pemerintahlah yang menetapkan siapa yang miskin siapa yang tidak. Seringkali yang ditetapkan miskin itu tidaklah miskin, sedangkan yang tidak ditetapkan miskin (saya tidak mengatakan “yang ditetapkan kaya”) justru sebenarnya (merasa) miskin. Dana inilah yang kita kenal sebagai BLT, alias Bantuan Langsung Tunai.

Menolongkah BLT? Banyak yang mengatakan bahwa tindakan ini tidaklah tepat. Yang seharusnya diberikan adalah kail, bukan ikan. Misalnya berikan lapangan pekerjaan, biar nanti dapat sendiri uangnya. Ya, beri kail bukan ikan, tujuannya dengan diberi kail maka orang akan memancing ikan. Tapi kalo ikannya memang tidak ada di air, buat apa pancingnya? Sebenarnya kail itu memang sudah diberikan, buktinya banyak sudah yang terpancing. Sayangnya bukan ikan yang terpancing, melainkan kerusuhan dengan demo di mana-mana. Kenapa sih harus dengan cara demo? Demo keluar modal juga tuh.

Cara lain? Kita protes dengan cara tidak menggunakan BBM, ga keluar uang kan? Ga usah naek motor, mobil, angkot, bus, apalagi taksi--Hemat biaya sih, tapi ga jamin hemat energi-- Ga usah masak pake kompor minyak. Kita pake aja kayu bakar. Kan jadinya banyak asap tuh kalo semua dapur memasak dalam waktu yang bersamaan, nah asepnya dibentuk jadi kode isyarat seperti asep suku indian. Dengan banyak menggunakan kayu bakar, maka akan banyak pula hutan yang ditebangi kayunya untuk dijadikan kayu bakar. Alhasil, hutan pun akan cepat gundul. Hal ini akan berakibat buruk bagi lingkungan. Hutan yang gundul akan berperan aktif menyumbang andil proses pemanasan global. Belum lagi asap hasil pembakaran di dapur menjadi sumber polusi udara, menyumbang banyak CO2 sebagai sumber gas rumah kaca. Nah, jikalau begini maka kita akan mendapat dukungan dari aktivis lingkungan, mereka akan membantu kita untuk melakukan protes kepada pemerintah.  

Ups, nyambung ke judulnya gimana ni ya?

Gini aja deh. Apakah Saudara-saudara setuju dengan ajakan protes dengan cara di atas?

Tentu tidak!

Yah, jadi ambil aja uang BLT-nya. Gunakan untuk keperluan sehari-hari. Pakailah untuk membiayai transportasi (ojek, angkot, bus kota, bensin, solar, dll), yang tentu saja harganya ikut naik. Cukupkah uangnya? Atau pas-pasan? Namanya juga BLT, Bantuan Langsung Tekor

4 komentar:

  1. bukan "maju salah mundur salah", tapi "maju kena mundur kena"

    BalasHapus
  2. film c g, tp akhr2 ni gw rajin browsg n download rekaman2 lawakan Warkop DKI, lumayan obat stress

    BalasHapus