Selasa, 30 September 2008

Malingsia ngelawak

pernah gw ditawarin bokap beasiswa S2 di Malaysia. gw dengan songongnya menolak. gw g mw berhubungan mesra dengan tetangga kita yang satu ini. penyebabnya? tentu aja karena gw sebel banget sama kelakuan mereka. mulai dari perlakuan tak manusiawi terhadap warga kita di sana, apalgi terhadap para TKI, sampe klaim seenak perutnya terhadap harta milik Bangsa kita (dari pulau, blok minyak, batik, reog, sampe lagu daerah diembat semua). dulu mereka belajar banyak ke kita, sampe2 di Bandung ada asrama khusus mahasiswa malay yang belajar di ITB. sekarang? murid ga tau diri, ga tau malu. guru kencing berdiri, murid kencing berlari, WCnya apa rusak kali ya? sebel! pokonya sebel...
sampe suatu ketika, beberapa hari yang lalu, ada sesuatu yang membuat gw rada melunak. heh, bukan karena Puan Melayu ya! tapi karena Upin dan Ipin. yup, pelem kartun tea. lucu. gw pikir humor yang dipertontonkan cukup intelek dan berbobot. ga kaya sinetron kita yang makin ngaco ga jelas (si entong, faiz faizah, etc). gw kira serial Upin & Ipin yang durasinya  cuma sekitar 5menitan memiliki muatan  pendidikan yang  bermanfaat. selain itu, kartun ini tidak  menunjukkan kemewahan, malahan yang ada adalah  kehidupan desa pinggiran sederhana. maenan anak2nya pun bikin kangen masa kecil. dari tarik-tarikan pelepah palem sampe ngejar-ngejar ayam. jadi? gw unduh d videonya. hwehehe777...
tiba-tiba terlintas sebuah ide dalam kepala gw. untuk membalas dendam. yuk kita klaim aja Upin&Ipin sebagai karya kita....
hwahahaha.....
takbiran ah....

2 komentar: